Dede Farhan Aulawi Beri Arahan Pengurus Forum Bela Negara Kabupaten Purwakarta


Trust3media.com-Dalam konteks kehidupan bernegara, perubahan lingkungan strategis mencakup perubahan kondisi global maupun dalam negeri yang dapat membawa dampak terhadap kondisi Indonesia. Pada skala global, globalisasi yang melanda hampir seluruh dunia juga turut membawa dampak bagi situasi dan kondisi di Indonesia karena dengan terjadinya globalisasi, Indonesia secara langsung terhubung dengan bagian dunia lainnya secara satu sama lain (interconnected) dalam aspek kehidupan, seperti budaya, ekonomi, politik, teknologi dan lingkungan. Apalagi melihat realita terjadinya konflik, peperangan dan ketegangan di beberapa kawasan dunia, besar atau kecil akan berdampak pada banyak negara. Segala kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk skenario terburuk bila terjadi Perang Dunia Ketiga. Disinilah penanaman nilai – nilai kebangsaan dan bela negara menjadi sangat penting bagi setiap warga negara “, ujar Ketua Dewan Pakar Forum Bela Negara (FBN) Jawa Barat Dede Farhan Aulawi di Purwakarta, Sabtu (17/5). 



Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya diminta memberikan arahan kepada seluruh Pengurus DPD Forum Bela Negara kabupaten Purwakarta yang baru saja dilantik. Pelantikan sendiri dilaksanakan di pendopo Pemda Purwakarta yang dilakukan oleh Ketua DPW Forum Bela Negara Jawa Barat Drs. Darmawan, MSi dengan disaksikan oleh pengurus DPW FBN Jawa Barat, Kepala Kesbangpol Purwakarta, perwakilan dari Polres, Kodim, Kejaksaan Negeri, dan tamu undangan lainnya.


Dalam arahannya, Dede menyampaikan bahwa hak dan kewajiban bela negara merupakan bagian integral dari seluruh warga negara Indonesia, sebagaimana tertulis dalam Pasal 27 ayat (3) UUD 1945. Warga negara berhak ikut serta dalam upaya pembelaan negara, serta wajib turut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Bela negara tidak hanya terbatas dalam konteks peperangan, tetapi juga mencakup berbagai sektor dan profesi. Bela negara di era modern menekankan pada kesadaran dan tindakan warga negara dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional. Berjibaku untuk berprestasi sesuai bidang masing – masing sehingga bisa menjaga marwah dan kehormatan bangsa dan negara itu juga bela negara. Termasuk berprestasi yang bisa mengharumkan nama bangsa.


Menurutnya, persaingan kekuatan besar merupakan realitas yang tak dapat diingkari. Persoalan sekarang ialah mengelola realitas itu agar tidak menjadi perang terbuka, apalagi menimbulkan potensi terjadinya Perang Dunia Ketiga yang bisa berdampak pada lahirnya krisis kemanusiaan global. Persaingan dagang Amerika Serikat (AS)-China juga saat ini telah menjadi isu utama dunia serta diprediksi akan terus seperti itu hingga bertahun-tahun mendatang. Dampak persaingan mereka menyentuh sektor pertahanan, hubungan internasional, ekonomi, hingga teknologi. Asia-Pasifik menjadi medan persaingan tersebut.


“ Persaingan antar negara (international competition) merupakan persaingan di tingkat global yang terjadi antara berbagai negara, baik dalam bidang ekonomi, politik, militer, maupun teknologi. Persaingan ini dapat mendorong inovasi, pertumbuhan ekonomi, dan kemajuan teknologi, tetapi juga dapat menimbulkan perselisihan dan konflik jika tidak dikelola dengan baik “, imbuhnya.


Selanjutnya Dede juga menjelaskan bahwa setiap negara pada dasarnya siap atau tidak siap, mau atau tidak mau pada akhirnya akan menjadi bagian dari entitas persaingan global, sehingga bagi setiap warga negara harus siap menghadapi berbagai medan persaingan baik dalam skenario terbaik maupun skenario terburuk. Pertarungan gobal ini pada prinsipnya merupakan momentum yang berkesinambungan dalam hal perebutan kue ekonomi, baik berupa investasi, berupa arus uang masuk, maupun arus modal masuk yang tentu saja pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi ekonomi negara masing - masing.


“ Untuk itu, penguatan kompetensi SDM akan menjadi kata kunci keberhasilan agar tidak menjadi bagian dari bangsa yang tergilas oleh perputaran peradaban yang semakin cepat ini. Kualitas SDM harus terus dilakukan di berbagai lini, baik lini depan, lini tengah maupun lini belakang. Dengan kualitas SDM yang kuat, maka kita bisa merumuskan hal – hal strategik terkait dalam membangun positioning, membangun diferensiasi, dan membangun brand negara. Dalam konteks ini, kita juga jangan under estimate dengan kemampuan anak – anak bangsa. Hanya saja, persoalannya adalah pada pemerataan kesiapan dan kemampuan SDM di seluruh tanah air dan di berbagai bidang “, pungkasnya mengakhiri keterangan.


Eld(t3m)

Trust3Media Media Online Terpercaya dan Seputar Seni Budaya, Wisata, Kuliner, Peristiwa, Trend Terkini,